Kamis, 30 Agustus 2018

" Di Penghujung Tahun "

Mega- mega putih diawan berarakan bak kapas berhamparan terta indah nan juah tinggi disana, ku tatap penuh ras...begitu indah nya ciptaan Sang Maha Kuasa,,,
      
     Desiran Bayupun menemani saat terik mentari yang panas di siang itu...tp terus saja kaki ini melangkah di bawah rerimbunan pohon - pohon yang menghijau dan sesekali berhenti untuk menikmati pesona Taman yang belum pernah kami berkunjung di sana,,, 

      Bermula dari liburan panjang bersama adik saat itu Art Center yang jadi pilihan untuk menikmati pekan raya yg di selenggarakan di Kota Denpasar.
satu - persatu galery yang terpampang ku hampiri..dan ku baca "TAMAN TIRTA GANGGA" ....hay Dik,,, kata ku menghentikan jalan nya adik - adik ku,,, iya Kak ada apa ? sahut mereka ntar dulu tunggu aku ....sahut ku,,,sembari kulanjutkan baca tentang sejarah Kerajaan KARANG ASEM,,

       Tiba - tiba terucap kapan ya kita main kesana....kakak suka ya ?   tanya adik... iya aku suka sekali jawab ku,,, kebetulan Taman TiRTA GANGGA itu dekat rumah Ayah ku kak, lain kali kita  jalan kesana , sekarang kita nikmati saja suguhan pesta seni ini...karna Denpasar - Karang Asem lumayan jauh , kurang lebih 3 jam perjalanan.

       Entah mengapa saat itu aku sangat eksited banget membaca hingga selesai...ternyata " TIRTA GANGGA " adalah bekas Istana Kerajaan Karang  Asem yang terletak dibagian timur Pulau Bali, sekitar 5 km dari Karang Asem dan berdekatan Gunung Agung.
Taman ini terkenal karena Istana air nya yang dimiliki oleh Kerajaan Karang Asem...

       Tirta Gangga secara harfiyah berarti Air Sungai Gangga, yang merupakan penghormatan Kepada Masyarakat Hindu Bali.
nama ini mengacu pada istana air yang dibangun pada tahun 1946 oleh Raja Karang Asem , ANAK AGUNG  ANGLURAH KETUT KARANG ASEM.

       Namun nama ini juga di gunakan untuk merujuk pada wilayah yang meliputi Istana Air beserta daerah pedesaan yang subur di sekitar nya.

       Istana Air Tirta Gangga,  berupa Labirin kolam dan Air mancur yang dikelilingi oleh Taman yang rimbun, serta patung - patung, kompleks seluas satu hektar ini , dibangun kembali oleh Almarhum Raja Karang Asem tetapi bangunan tersebut hampur hancur , akibat letusan Gunung Agung pada tahun 1963 kemudian dibangun dan dipulihkan kembali. 

       Bagus lho Dik...kataku setelah membaca dan melihat foto - foto yang terpampang di Galery Art Center.
iya kak tentu saja....disana udara nya sangat sejuk, pemandangan nya juga sangat asri dan nyaman untuk kita kunjungi....kakak kalo di Denpasar masih seputar pantai ya yang dikunjungi...gampang,,,kita nanti main kesana...he...he..he aku tertawa itulah enak nya kalo punya saudara disana,,,
yaah....Innsyaalloh lain kali kita kesana, karna saat ini waktunya gak mau kompromi dan anak" dah mau masuk sekolah lagi.

       Dipenghujung tahun tanpa terencana ...Assalamualaikum,,, kak...apa kabar ? aku dengar kakak di Banyu Wangi ya....kapan pulang ? yuk sekalian nyebrang kak...tinggal dikit lagi ....sayang kalo gak mampir....please kak bujuk adik ku setengah memaksa,,, 

     Dan keesokan harinya kami putuskan untuk menuju Penyebrangan  Ketapang menuju Gilimanuk Bali dan sampailah siang itu di Terminal Mengwi....senyum lebar dan rasa bahagia menyambut kedatangan kami dan sampailah ke Denpasar lagi...Nah kak istirahat dulu besok pagi - pagi kita main ketempat kakak sukai....OK,,,,dan......Masyaalloh mempesonanya TIRTA GANGGA ,,,,

Selasa, 28 Agustus 2018

" Pulau Bungin "

 
  Pulau Bungin ....hmmmm,,,apa sih Pulau Bungin itu ???? rasa asing bagiku Coz selama ini ku lom pernah dengar aplagi mengerti tentang keberadaan Pulau kecil itu,,,
   
      kemarin dapat tugas dari ODOP akhir nya dengan senang hati  Chek and Rechek tentang keberadaan Pulau Bungin ....
wal hasil ku pilih lah  KOMPAS. Com sebagai rujukan untuk memandu agar aku dapat mengetahuinya lebih dekat.
      Pulau Bungin ...Pulau yang mungil,,,wowww...Pemandangan yang Indah dan menawan, begitu beda bila dibanding dengan Pulau - Pulau lain yang pernah ku lihat,,,
       
      Pulau Bungin tepatnya berada di Kecamatan Alas Kabupaten Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat, Pulau ini punya julukan " Pulau terpadat di Dunia " di Pulau ini nyaris tidak ada lahan yang kosong, seluruh daratan dipenuhi rumah - rumah penduduk karna itu Pulau Bungin tidak memiliki garis pantai,,,
   
      Bungin memiliki luas 8, 5 hektar dengan jumlah penduduk 3400 jiwa.
warga yang hendak mendirikan pemukiman baru harus menguruk lautan dengan karang - karang , sehingga ukuran Pulau Bungin pun sekarang bertambah luas dari waktu ke waktu...karang yang diambil penduduk adalah karang yang sudah mati artinya karang tersebut bukan karang tempat ikan hidup,,,he...he...he...ternyata reklamaai juga ya di Bungin ini,,,

       Masyarakat Pulau Bungin keturunan Suku Bajo dari Sulawesi yang dikenal sebagai Suku pengembara laut dan penyelam yang ulung. sejak bayi anak - anak Bungin sudah dikenal kan pada dunia Bahari melalui " Upacara Toyah "  dalam ritual Toyah bayi di pangku 7 perempuan secara bergantian yang duduk diatas ayunan.
ayunan diibaratkan seperti gelombang  lautan yang akan dihadapi sang anak saat besar nanti .
       
       ketika kelak menjadi  seorang pelaut nanti  biar si anak terbiasa dengan Ombak dan diberikan keselamatan ,  kata salah satu tetua adat Bungin,,,
     
       Mayoritas penduduk Bungin bekerja sebagai Nelayan ,sebagian mencari ikan dengan cara menyelam dan memanah,,,

       jarang warga Bungin yang merantau,,, mereka kebanyakan memilih menikah dan tetap tinggal di Pulau Bungin. kondisi inilah yang membuat Pulau Bungin semakin padat dan kehabisan lahan.....

         Nah,,,,begitulah teman - teman sekilas perkenalan ku bersama Pulau Bungin.....
Pulau ini jarang terekspost oleh sebab itu banyak masyarakat kita yang blom " ngehhh" apa lagi mengetahui nya tentang keindahan Bungin ...tentu nya termasuk aku....hehehe,,,

      Oohhh ya teman ..Pulau Bungin pun layak lho dijadikan destinasi wisata ....
Bagi ku Pulau Bungin dan ODOP sama - sama hal yang baru, karena ketertarikan ku membaca and menulis so ...aku beranikan diri untuk bergabung belajar bersama ODOP dan teman - teman semua tentunya.

       Aku masih harus belajar banyak  untuk bisa menulis dengan baik dan benar...dan aku berharap aku bisa istiqomah semoga bisa lulus tidak sekedar lolos....hehehe,,,

       Semoga ODOP smakin berjaya dan dapat mencetak penulis - penulis yang handal juga bisa menambah khasanah Budaya Indonesia.....