Rabu, 07 November 2018

Past and Present



By : Nurul Hidayah


Pagi yang cerah ... hari ini udaranya sejuk mentari perlahan menyapa dengan hangatnya. Kakak memboncengku  mengendarai sepeda motor, menuju stasiun Kereta Api  Tulung Agung. Perjalananku menuju Surabaya kali ini hanya seorang diri.

Apa boleh buat bersamaan dengan kesibukan masing-masing saudaraku, terpaksa aku putuskan berangkat sendiri, dan Kakak pun hanya bisa mengantar tanpa bisa menunggu sampai keberangkatanku.

Sesampainya di stasiun, aku langsung menghamburkan diri masuk, setelah tiket itu kusodorkan pada petugas jaga, untuk diperiksa. Aku segera mencari tempat duduk yang terdekat dengan pemberhentian Kereta Api. Dan aku pastikan tempat duduk yang aku pilih, tidak jauh dari gerbong kereta yang akan ku tempati nanti.

Kulihat jam tanganku,  masih punya waktu 30menit untuk menunggu, sengaja aku datang lebih awal, lebih baik menunggu di stasiun dari pada ketinggalan kereta Api.

Kuletakan koper kecilku,  sembari duduk sesaat dan terdiam, tiba-tiba terlintas kenangan 4 tahun yang lalu. Disini di stasiun ini, memoriku kembali dimasa-masa bahagia bersama kakak kelasku Faisal namanya.

Mas Faisal, sosok yang ramah, sabar dan sangat care. Wajahnya pun lumayan tampan hingga teman sebangku dengan ku pun, simpati padanya.

Kala itu Mas Faisal, minta tolong kepadaku agar aku mau menjemputnya di stasiun ini. Awalnya aku malu, tapi dalam hati aku tidak tega menolaknya.

Sore yang telah ia janjikan, aku menunggunya di stasiun kereta, Mas Faisal pun sering menelfon untuk memastikan keberadaanku.

"Dik Aida aku hampir sampai, kamu sudah datang menjemputku kah?" suara nya yang khas terdengar jelas

"Iya Mas, Aku sudah menantimu disini jangan khawatir!" jawabku sambil gemetar tak karuan menunggunya.

Tak lama kemudian kereta yang di tumpangi Mas Faisal tiba, hatiku berdecak kencang rasa malu bercampur ingin bertemu bergumul dan bergemuruh di dadaku. Achhh ... Kenapa dengan hatiku, rasa apa yang aku sandang saat ini. Aku kembali gelisah tak menentu.

Senyum manis dan pandangannya yang menyejukkan hatiku, laksana di siram air sewindu. Aku semakin tersipu membalas pandangan itu. Dia semakin dekat menghampiriku, dengan mengucapkan salam dia pun mengulurkan tangannya lalu kita berjabat tangan.

Tiba-tiba Mas Faisal,

"Dik kenapa tanganmu dingin sekali?" sambil memandangiku Mas Faisal seakan minta kejujuran jawaban dariku.

"Tidak aku biasa saja" kata yang singkat untuk menutupi kegrogianku.

"Jangan bohong, sorot matamu dan rona merah pipimu menandakan, kamu kangen aku!? Mas Faisal mencoba membuka hatiku

Cinta pertamaku yang tak mampu kulukiskan dengan kata-kata, hanya diam tersenyum sebagai uangkapan rasa bahagia bila aku bersanding bersamanya.

Sontak ku tersadar dari lamunan, setelah suara operator memberi pengumuman, bahwa pagi ini Kereta Api Doho terlambat pemberangkatannya dan di umumkan 20 menit lagi Kereta Api Doho akan datang.

Aku menghela nafas panjang ... dan beranjak berdiri beberapa menit, agar kepenatan selama duduk berkurang. Seorang nenek yang sudah tua bersama sang kakek yang tak lain adalah suaminya, menghampiriku

"Nak apakah tujuan kita sama?" nenek itu memulai percakapannya

"Maaf ... Nenek mau kemana?" jawabku berbalik bertanya.

"Aku mau ke Malang Nak, dan aku sangat senang kalo kamu pun dalam tujuan yang sama." nenek berusaha menjelaskanku

"Sayang Nenek, kita nanti beda tujuan" jawabku

Lalu nenek pun minta izin untuk duduk di sebelahku.

"Aku kembali duduk, dan terbayang lagi sosok Mas Faisal  yang sekarang telah resmi menjadi Suamiku. 4tahun yang lalu aku masih tersipu-sipu melihatnya, kini beda cerita. Ayah dari dua putriku  yang cantik, buah hati dari pernikahan kami. Dulu dia kakak kelasku tapi sekarang sebagai Imam dalam hidupku.

Kami bahagia bersama, mengarungi bahtera kasih yang berlabuh di dermaga Cinta. Di stasiun ini mengingatkan akan Cinta pertamaku yang mulai bersemi syahdu merindu. Bunga yang indah berjajar rapi, seolah menari mendengar alunan sang bayu. Dalam hati  tersenyum,  mengenang masa-masa lajangku.


#onedayonepost
# tantangan 1fiksi
#edisi revisi
#ODOP_6









                                     











4 komentar: