Jumat, 14 September 2018

Just friend

      Just friend
         ( part 1 )


by : Nurul Hidayah

      Entah berawal dari mana, akan ku mulai tulisan ini. Yang pasti saat itu berawal dari pertemuan yang tidak disangkakan.
      Disuatu pagi, tepat hari Minggu kita semua  mendapat cuti, dari perusahaan.
Temanku menghampiri " mbk Aida nanti keluar yuk?" ajak mbak Yuni. " kemana mbk ?," tanyaku minta dijelaskan." Kerumah saudaraku mbak, semalam aku dapat telefon darinya. Apartemen perusahaanya ada dimana? jauh tidak?" mbak Yuni sembari duduk di sampingku " tidak mb, jangan khawatir aku sudah dikasih alamat lengkap nanti tinggal menyodorkannya pada pak sopir"


            Maklumlah kami masih baru di perantauan, jadi rasa khawatir itu sering datang menghantui, apalagi kami belum mengenal daearah selain di lingkungan perusahaan.

     "Nanti kita berlima mb, aku, mbak Aida, Mira,Ayu dan Marsy".
Oo begitu, Insyaa Alloh, "nanti aku usahakan.

      Saat tiba waktunya, kita berlima berangkat yang diiringi Udara yang sejuk, bunga-bunga di sepanjang lingkungan peruhaan bermekaran, sangat indah sekali, warna merah merekah yang sengaja ditanam berjajar rapi di perbatan area perusahaan seolah pagar hidup yang sangat cantik. Mataharipun menyapa dengan hangatnya di musim semi itu. Menambah kebahagian kami semua.

      Begitu cerianya kami berlima, bisa menghirup udara segar di luar dan lepas dari bising suara mesin-mesin yang menderu-deru disetiap harinya.Sampailah kami di halte untuk menunggu kedatangan bus yang akan kami kendarai. Tak lama kemudian sesuai jadwal kedatangannya bus itupun muncul, dan akhirnya membawa kami menuju alamat yang kami sodorkan pak sopir tadi.

      Indong City ... lalu kamipun turun. Ada rasa haru ketika melihat juga perawakan anak Indonesia lainnya, kamipun berjabat tangan dan memperkenalkan diri. Ternya mereka juga satu penerbangan tp karena ketatnya sewaktu pelatihan, kita tidak sempat mengenalnya.


       " Trus ... teman-teman ini mau kemana?" tanya Rama.
" mau ke saudaranya teman " sahutku.
"Alamatnya di mana?" Rama sambil mendekati ku.
"Entahlah aku kurang tau, ini lagi nunggu jemputan" jawabku.
"Aku mau ke saudaraku" kata Yuni.

      "Ooo ... sama, aku juga sedang menunggu temanku" sahut Rama. Tak lama kemudia, datanglah seorang pria dan ternyata dia temannya Rama sekaligus saudara Yuni. Dia bernama Adit saudara Yuni yang kita tunggu-tunggu.

      Bak gayung bersambut, kitapun ramai- ramai berjalan kaki menuju ke apartemen Adit.Sambil berjalan cerita ringan dan kelucuan teman-teman membuat suasana jadi lebih akrab lagi.

      Adit membuat Surprise ternyata ajakan untuk datang ke apartemennya merupakan Undangan di hari ulang tahunnya. Kita semua jadi tersipu malu, karna tak satupun teman yang membawa kado sebagai hadiah ulang tahunnya.

      "Santai saja" kata adit sambil mengawali mengeluarkan snack , buah segar dan beberapa minuman.Tak lupa kue ulang tahun yang lengkap dihiasi lilin kecilpun dikeluarkanya.Kami juga ikut bantu-bantu menyediakan jamuannya.

      " Waduh-waduh sang Tuan rumah sudah mempersiapkan segalanya ya " kata Arman seraya mengambil anggur yang ada didepan tempat duduknya.

      Petikan sura gitar, dari seorang Rama yang membuat semua mata tertuju padanya, perawakannya yang tegap kulit sawo matang dan pendiam ternyata dia sangat piawai memain gitar yang disediakan Adit.

      "Rama yuk kita nyanyi bersama  sebagi hadiah Ulang tahunku" celoteh adit agar Rama menurutinya. Ramapun tersenyum dan mengganguk mengisaratkan kalo iya setuju sambil mengucap " ayuk .... sapa takut" Ramapun menggoda.

      Kitapun bernyanyi bersama kompak dan menyatu serasa kita sudah berteman akrab satu sama yang lainnya, padahal kita masih bertemu di beberapa jam yang lalu. Senasip seperjuangan itulah moto anak rantau.

      Lagu demi lagu kita dendangkan hingga tak terasa sorepun hampir tiba, waktu begitu cepat berlalau rasanya kita enggan untuk pulang rasa senang dan kedamaian tercipta seolah kita sedang berada di kampung halaman.


#onedayonepost
#ODOP_6

Tidak ada komentar:

Posting Komentar