Rabu, 19 September 2018

PRAHARA CINTA



             PRAHARA CINTA
                 ( bagian 3 )

Oleh : Nurul Hidayah


      Kenyataan selalu saja tidak seindah yang ku bayangkan.
Bertepatan liburan panjang akhir semester, Atik mengabariku ia ingin ke Denpasar ke rumah kakaknya yaitu Surya adikku yang no 2, ia ingin menghabiskan liburan panjangnya di sana.

        Disuatu pagi aku dikejutkan dengan suara yang tak asing lagi.
"Assalamu'alaykum mbak" suara Atik sembari masuk rumah  memeluk Aini dan Rahma.

      "Waalaykumusalam, kapan pulang dari Denpasar kok cepat sekali." seraya tanganku menyalaminya.

       " Barusan mbak aku pulang ke rumah tp Bapak Ibu 'tak ada lalu pulang kesini." jawab Atik.

       "Iya tidak apa-apa" jawabku, akhirnya kamipun ngobrol sepuasnya Atik bercerita tentang Surya.
     
        "Mbak Nurma, Mbak Surya nitip oleh-oleh buat Aini dan Rahma.

       " Waduhhh ... trima kasih keponakanmu nanti pasti senang menerimanya" jawabku sambil mengamati stelan kaos dan celana yang berwarna putih bermotifkan hati yang berwarna merah.

       Setelah ngobrol Atik kliatan masih lelah karena baru menempuh perjalanan jauh, akhirnya dia tidur di kamar sebelah kamar dia sewaktu kami masih bersama.  

       Dikemudian hari ... orang tua kandungku mengadakan syukuran kecil-kecilan, karena adik bungsusuku dikhitankan. Semua saudara berkumpul. 

       Akupun turut bantu-bantu ibu di dapur dan Atik dapat tugas untuk mengantarkan nasi ke tetangga dan saudara. Atik terlihat gembrot (gemuk), kusut dan rabutnya acak-acakan, Aku melihatnya sambil marah.

       "Tik kamu itu seorang gadis, masak kok tidak seperti gadis lain yang ceria dan rapi" selorohku pada dia.

        Adikku cuma diam dan tersenyum tipis dia pun tidak menjawabku lalu dia melanjutkan tugasnya.

       Nenekku menghampiriku, kala pandanganku masih tertuju pada Atik, entah mengapa dia sangat spesial diantara adik-adikku yang lain. Dia penurut, pendiam tidak pernah nakal atau membantah orang tua mau pun aku.

       "Nak coba tanyakan pada adikmu, apakah dia telat haidnya" suara Nenek perlahan sekali."

       "Apa mahsut Nenek?" tanyaku sambil gemetar kebingungan ,antara percaya dan tidak.

Akhirnya aku pun tak sabar ingin pertanyaanku dijawab dengan sejujurnya oleh Adikku. Tapi tak satu pun ada jawaban dari adik, dia cm menangis ... dan rasanya ingin ku tampar dia, ingin ku hajar dia, aku rasanya  ingin menjerit ... kou tega sekali mengkhianati kepercayaan kakak mu ... dunia sangat kejam sekali, selalu
saja prahara terjadi aku harus bagaimana Yaa Alloh ... tolonglah Kami atas ujian ini .... akan ku taruh di mana mukaku untuk menghadapi Bapak dan ibu kandungku ... bagaimana aku akan menghadapi ibu mertuaku ...


#onedayonepost
#ODOP_6
# tantangan 2 ODOP (2)

3 komentar: