Rabu, 12 September 2018

Nonton Bareng

 
      Nonton Bareng

           Oleh : Nurul Hidayah

Menjadi Pintar adalah impian sejak kecil Siti Walida, lahir pada tahun 1872 di kampung Kauman. Saat itu perempuan pergaulanya sangat terbatas  dan tidak belajar di sekolah formal seperti sekarang.
Siti Walida akhirnya dipinang dan menikah dengan KH Ahmad Dahlan, beliau adalah sosok lelaki yang sangat berfikir maju dan mendukung  istrinya untuk bersama membangun Bangsa.

      Nyai Ahmad Dahlan ( Nyai Walida )
dengan segala kecerdasanya ikut membesarkan, muhammadiyah mendampingi KH Ahmad Dahlan.
Beliau mempunyai pandangan yang sangat luas, hal itu diperoleh karena pergaulannya dengan para tokoh baik dari tokoh Muhammadiyah maupun tokoh-tokoh pemimpin Bangsa lainnya.
Mereka antara lain adalah Jenderal Sudirman, Bung Tomo, Bung Karno, Kyai Haji Mas Mansur, dan lainnya.


      Nyai Walida akhirnyapun merintis kelompok-kelompok pengajian demi pengajian untuk memberi ilmu agama pada semua wanita hingga berdiri organisasi Sopo Trisno.( Aisyiyah )
Tak gampang membesarkan organisai di zaman itu. Nyai Ahmad Dahlan dan Pengurus Sopo Trisno, berjuang memajukan perempuan yang bermanfaat untuk keluarga, bangsa dan Negaranya. Menurut Beliau Wanita sepadan perannya dengan laki-laki, namun tidak boleh meninggalkan fitrohnya sebagai perempuan.

      Saat jepang masuk Indonesia, Nyai Walida menentang penjajah Jepang dengan melarang warganya menyembah Dewa Matahari dan mendirikan dapur umum bagi para pejuang.

      Kehidupan Nyai Ahmad Dahlan yang saling mendung dalam pembangunan Bangsa tergambar sangat Indah. Bahwa Cinta adalah landasan dalam menjalankan hidup dan perjuangan.

        Tokoh Nyai Ahmad Dahlan yang diperankan oleh artis cantik Tika Bravani yang lahir di Denpasar 17 februari 1990 dan KH Ahmad Dahlan yang diperankan oleh aktor tampan David Chalik menjadikan film itu seakan terasa nyata.kita penonton hanyut dalam alur cerita dan adegan-adegan yang sangat memukau.
kitapun sering terharu hingga airmata ini tak terbendung saat menyaksikan betapa sulit dan banyak tantangan yang dihadapi Beliau ,  baik dari   penduduk setempat apalagi dengan adanya penjajahan Jepang saat itu.


      Penderitaan Nyai Ahmad Dahlan sangat menyedihkan ketika Sang Suami
tercintanya wafad, kini Nyai Walida harus memendam deritanya, hingga Beliau sering mengingat saat-saat indah berjuang bersama, dan mendiskusikan semua masalah dengan suami tercinta.

     Dalam kesendiriaanya iya harus melanjutkan cita-cita suaminya Beliau harus berjuang terus untuk turut serta menghantarkan Bangsanya merdeka, lepas dari penjajahan bersama para pejuang lainnya.
      Menyaksikan Nyai Walida yang sudah tua dan sakit-sakitan rasanya tenggorokan ini tersumbat ingin rasanya menjerit memberi smangat dan dukungan, bahwa Beliau akan menang Bangsa ini akan Merdeka dan Allohpun memberi Berkat Nya pada Bangsa dan Negara kita tercinta ....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar