Jumat, 14 September 2018

Just friend

      Just friend
         (Part 2)

by : Nurul Hidayah

      Sore itu kita semua berpamitan pulang ke perusahaan masing-masing, tapi ada rasa yang berkesan di acara ulang tahun tadi.
Semua teman sangat bahagia,sambil berjalan kami semua masih ingin bernyanyi saling bersahutan ...
      **Sengaja aku datang ke kotamu
          Lama nian tiada bertemu
          Ingin diriku mengulang kembali
          Berjalan-jalan bagai tahun lalu.
           
           ** Sepanjang jalan kenangan
                Kita slalu bergandeng tangan
                Sepanjang jalan kenangan 
                Kau peluk diriku mesra

                Hujan yang rintik-rintik
                Di awal bulan itu
                Menambah indahnya
                Malam syahdu. 

      ** Walau diriku kini tlah berdua
            Dirimupun tiada berbeda 
            Namun kenangan spanjang jalan             itu, tak mungkin lepas dari inga 
            tanku.


Syair lagu itulah yang membuat Rama terkesan, dan sesekali melirik dan tersenyum manis padaku,  aku cuma bisa menunduk tersipu malu.

      haripun berganti, kita semua sudah kembali beraktivitas seperti semula.
 " Mbak Aida, gimana rasanya pertemuan kemarin sama mas Rama" tanya Ayu menggodaku.
"Ach kamu, sukanya menggoda, jangan buat berita bohong lho!" tegasku pada Ayu.
" Enggak kok aku sekedar nanya saja."
Ayu mencoba untuk membela dirinya.

      "Ayuk nanti masuk kerja pukul berapa kamu?" tanya ku untuk mengalihkan pembicaraan Ayu. "Aku masuk ship malam mbak" jawab Ayu.
sambil berjalan aku meninggalkan Ayuk yang sedang  makan.

      Sore itu setelah pulang kerja ada Arsy yang kebetulan mau ke kantin, " Mbak Aida  baru pulang ya ?" tanya Arsy swaktu kami berpapasan dengannya. " iya Ars " jawabku. Tadi ada telepon masukcari mbak Aida lho"  kata Arsy. "Yang bener, dari siapa Ars?" aku pingin tau dari siapa telepon itu. "Aku tadi benere mau nanya mbak, tp keburu ditutup dan dia bilang nanti pukul  19.00 akan telepon lagi " jawab Arsy. "Trima kasih ya Ars " 

       Malam itu seperti biasa kami duduk-duduk dan ada yang tiduran untuk melepas lelah sambil bercerita suka dukanya swaktu kerja. Mira yang biasanya banyak ngomong kini dia cuma tiduran kecapean.
      
      Pukul 19.00 ada suara dering telepon masuk, aku segera mendekat dan mengangkatnya " met malam bisa bicara dengan aida" tanya seseorang dalam telepon itu, " malam juga, kebetulan saya sendiri yang bernama Aida" jawab ku. " ini dari siapa ya" tanyaku karena sepertinya aku belum pernah dapat telepon sebelumnya dari dia." Lupa ya, aku Rama bukankah kita pernah berteman sebelumya"jawab Rama. "Ooh iya swaktu ulang tahun kemarin ya" jawab ku.
lalu Rama melanjutkan pembicaraanya aku hanya mendengarkannya sesekali aku bingung untuk menjawabnya. Ayu melihat pembicaraan ku, dia terlihat sangat penasaran ingin tau dari siapa telepon itu. Setelah pembicaraan kami selesai Ayu yang sedang akan berangkat kerja nanya padaku. "Dari siapa mbak telepon tadi" tanya nya " dari  teman jawabku. Ayupun kembali meneruskan langkahnya.

      Bulan itu merupakan bulan yang ke empat kami menerima gaji, Mira mengajak kami keluar untuk membeli barang kebutuhan sehari-hari. Biasanya kami membeli di kantin perusahaan, tapi Mira pingin tau keseruan pertokoan malam hari di kota itu. Akhirnya kamipun sepakat untuk naik taxi ber empat. Mira, Arsy, aku dan Yuni. Kami Asyik berbelanja setelah semuanya lengkap, ada orang yang menyapaku " Aida sedang beli apa kamu ? rupanya Rama sedang belanja juga " ehhh Rama aku beli beberapa barang untuk keperluan sehari-hari" jawabku. "Ayuk kita minum teh disana" dambil menunjuk arah ke suatu tempat kedai kopi disebrang sana. "Trima kasih Rama sudah malam kita pulang saja yuk " ucap ku, Rama kelihatan sedikit kecewa dengan penolakan ku. Akhirnya aku pulang bersama teman-temanku.

      kisah seru dan menegangkan waktu itu, kepulangan  kami membawa cerita yang menakutkan. Karna kami belom begitu faham dengan bahasa negara disini, kamipun cuma menyodorkan dan memperlihatkan Kartu alamat Perusahaan kami, celakanya sopir taxi yang kami tumpangi tidak bisa bahasa Inggris walau cuma kata-kata yang mudah sekalipun. Sopir taxi menurunkan kami, dia mengisyaratkan kalau sudah sampai di tempat perusahaan kami,tapi apa yang terjadi sopir taxi itu tidak membawa kami didepan perusahaan akhir kami panik dan panik dan takut nyasar akhirnya kami minta kembali kepangkalan taxi sebelumnya dan berharap naik taxi yang sopirnya bisa ngomong bahasa inggris walaupun tidak lancar yang penting faham. Sopir yang keduapun sama saja dia juga menghentikan kami ditepi jalan yang kita semua masih asing, untung ada teman cewek dari Indonesia juga yang turun dari taxi lain. Akhirnya kita saling ngobrol dan mreka ngasih penjelasan kalau alamat ini sudah betul, cuma kita harus jalan memutar sebab taxinya tidak diperbolehkan untuk berhenti di depan persahaan karna aturan kendaraan yang melintas hanya satu jalur. 
ha...ha...ha betapa bodohnya kita, akhirnya kita semua tertawa setelah sadar dari ketakutan.
"Besok-besok jangan naik taxi ataupun keluar di malam hari "kata ku sambil menenangkan diri dari ketegangan tadi, semua teman cuma tertawa mengingat kejadian tadi. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar