Minggu, 30 September 2018

🌺 Anugrah terindah🌺



          🌺 ANUGERAH TERINDAH 🌺

OLEH :Nurul Hidayah



       Paras yang Cantik timggi semampai kulitnya yang putih dihiasi senyum tulusnya, sedang menghampiriku di pagi itu. Ibu Siti Nurbaya namanya.

       "Bu Nurul ya" sapanya mengawali pertemuan kami.
 
       "Benar Bun" jawabku sambil ku ulurkan taganku dan memberi salam padanya.

       Kamipun saling bercerita tentang perkembangan kegiatan sosial yang kami geluti. Karna kami beda Daerah, Ibu Nurbaya dari Daerah Tulung Angung sedangkan aku dari Trenggalek.


       Sebenarnya kami bertiga sekarang kami tinggal menunggu Ibu Umi, karna malam hari kita sudah bersepakat untuk bertemu di Terminal Bus Gayatri Tulung Agung.

        " Kok lama ya Bun, Bu Um" tanyaku pada Ibu Nurbaya.

        " Iya ini ... padahal sudah lewat dari waktu yang dijanjikan" jawab Ibu Nurbaya  dengan resah yang terliat di raut wajahnya.

        Akhirnya untuk menghabiskan waktu dalam penantian, kami lanjutkan cerita yang kami alami sewaktu menjalankan kegiatan kami.

        "Maklum Bu Nurul ... Bu Umi baru sakit dan mungkin dia belum begitu sigap seperti yang lalu." Bu Nurbaya  mulai menuturkan tentang kondisi Ibu Umi yang baru sembuh.

       "Begitu ya Bun, trus kapan Bun kejadian itu?" tanyaku sambil menyimak cerita itu.

       Ibu Nurbaya akhirnya bercerita tentang kondisi sahabatnya waktu itu, sambil menitikkan air mata membayangkan masa-masa kritis yang di alami Ibu Umi sahabatnya.

      " Berawal dari kegiatan bazar yang diadakan bulan Januari lalu, yang bertempat di Surabaya,  sebenarnya kondisi Bu Umi sudah merasa tidak enak badan. Tapi dia tidak menghiraukan sakitnya dan terus mengikuti kegiatan itu hingga dua hari lamanya. Perkiraan Bu Umi mungkin lambungnya sedang bermasalah.

        " lho sewaktu itu aku juga ada lho Bun, kemarin dari Kabuten Trenggalek juga ikut, cuma stand kita agak berjahuan ya" selaku ... " Cuacapun tidak bersahabat hujan deras dan angin kencang saat itu."

        " betul Bu Nurul, itulah awal dari sakit yang dialami Bu Umi, sepulang dari bazar itu dia sudah benar-benar tidak bisa bertahan dan akhirnya masuk Rumah saki." Bu Nurbaya mulai bercucuran mengingat peristiwa itu.

       "Saya tidak menyangka kalau Bu Umi separah itu, semua teman seperjuangannya menjenguk, dan semua merasa tidak tega. Bu Umi tidak dapat berjalan atau pun duduk, dia cuma membujur di atas ranjang Ruang perawatan dan alat-alat medis yang bergelayutan menempel di sekujur tubuh Bu Umi ... dia cuma mampu mengerlingkan matanya," tutur Bu Nurbaya sambil mengusap airmata yang deras.

         akupun tertegun dan merinding di sekujur tubuhku, betapa parahnya sakit yang di alami Bu Umi hingga dia harus berbaring lemas tidar berdaya.

       "Sebenarnya sakit apa Bun yang di derita Bu Umi?" tanyaku yang begitu ingin jawaban yang pasti dari Ibu Nurbaya.

        "Ya itu Bu Nurul yang membuat kaget kami semua, dokter awalnya cuma bilang faktor kecapean paling nanti 3 atau 4 hari sembuh, tapi setelah seminggu di rawat ternyata belum ada tanda-tanda kesembuhan Bu Umi malah bertambah pucat dan semakin memburuk. Akhirnya dokterpun memeriksa ulang ternyata di tubuh Bu Umi terjangkit Virus yang membahayakan dan itupun sudah menjalar di sekujur tubuhnya" tutur Bu Nurbaya.

          aku begitu merasakan betapa sulut dan sedihnya saat-saat itu ... saat dimana kritis yang harus dijalaninya dengan tabah dan iklas, aku juga meneteskan air mataku karna terlintas sosok Ibu mertuaku yang sempat tidak tertolong sewaktu menjalani perawatan di Rumah Sakit.

          "Bun ... apakah Bu Umi masih sadarkan diri waktu itu" tanyaku sambil menunggu kedatangan Bu Umi.

        " Masih Bu Nurul, Bu Umi masih sadar tapi dia tidak bisa bergerak hanya membujur pokoknya tidak ada teman yg tega melihat kondisinya, syukurlah setelah 2bulan di rawat Ibu Umi bisa tertolong jg diperbolehkan untuk Pulang" pukas Bu Nurbaya mengakhiri ceritanya.

       "Puji Syukur Bun akhirnya Bunda Umi bisa sembuh seperti sediakala ... ehhh, Bunda umi rawauh (datang) kataku sambil lega rasanya ... satu jam berlau bercerita tentang kesehatannya.

      Ibu Umi sudah sehat kembali senyumnya mengembang dan permiintaan maaf pun di ucapkan ketika datang karena keterlambatannya.

         Meski diperkirakan kami nanti sampai di Surabaya terlambat tapi tidak tidak masalah, yang penting bisa hadir     hadiyang pentingyangr memenuhi Undanga dari Wilayah Jatim, dan melulil)hat semangat Bunda Umi rasa resah resah penantian pun sirna.


#onedayonepost
#ODOP_6

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar