Jumat, 07 September 2018

Perjalanan Panjang


     Perjalanan Panjang
       ( bagian 3 )

 Oleh : Nurul Hidayah


       Rahma menanyakan keberadaan Abahnya.....Ibunya lalu menceritakan kejadian yang dialaminya sehingga abahnya terpisah dari kereta.
Ia tersenyum dan merangkul ibunya,,,, sudahlah Bu jangan terlalu dipikirkan.
Sebentar lagi Abah datang, biar nanti kita jemput lagi.

      Ucap Rahma mencoba menenangkan ibunya dan mengajak kami menuju rumah kediamanya.
setibanya kami semua duduk diruang tamu saling cerita kejadian yang menegang  dalam kereta tadi siang.

      Kopi hitam, teh hangat juga beberapa makanan ringan tlah tersedia di meja ruang tamu....Rahma mempersilahkan saudara - saudaranya untuk menikmati jamuan yang telah dihidangkanya.

      Kamipun menikmati sambil satu persatu bergantian bergantian untuk kekamar mandi, berwudhu untuk menunaikan Sholat yang belom bisa kami dirikan.

      Bu Cahya lesu....memasuki kamar yang telah disediakan putri, lalu merebah tubuhnya ke tempat tidur.....tenaga dan fikiranya kacau terkuras karena kejadian Suaminya yang terpisah dari kereta.
Terdengar suara samar - samar, sepertinya suara itu membangun kan dari lelap tidurnya lalu iapun beranjak  keluar untuk melihat dan bergabung dengan saudara - saudaranya...

       he...he...he....aku tertidur suara Ibu Cahya sambil mengusap wajahnya, takseberapa lama ia melihat suaminya yang sedang menikmati secangkir teh panas,,,,Ibu Cahya sontak menyapa....lhoh,,,, kapan Abah datag....Barusan jawab Pak Adi,,, Gimana tadi Abah kok gak bisa gabung pada hal kutunggu sampai 4 jam lho ....lalu Pak adipun menceritakan perjalananya dan alasanya hingga Pak Adi tidak bisa gabung sesuai rencana semula....Ibu Cahyapun memakluminya...dan Akhirnya ia bisa tersenyum lega sambil berucap....Syukurlah kami semua akhirnya baik - baik saja.

      Malam semakin larut Ibu Cahya belom bisa tidur...
kini sekarang baru teringat tentang Bungin,,,,Bungin Ooh Bunginku blom klar nulisnya.....diambilnya handphonya untuk melanjutkan mencari - cari Informasi tentang Pulau Bungin, setelah menemukan dan mempelajarinya ia mengawali tulisanya.

      Diulasnya bungin mulai dari luas tanahnya hingga kepadatan penduduk hingga mata pencarihanya, taklupa foto Cantik nan mungil disematkan dalam tulisanya untuk menambah kesempurnaan hasil tulisanya.

      Jam dinding menunjukan pukul 00.17 WIB.terpaksa tulisan itu disimpan....." Onedayonepost " sudah tidur.....gumamku sambil memasuki kamar ,,,,

      Lantunan merdu suara Adzan , membangukan kami semua setelah mensucikan diri semua pergi ke Masjid untuk Sholat berjamaah disana.

     Akhirnya sesampai dirumah kita berembuk ....dan hasil kesepakatan kami pergi takziah dulu setelah itu kami lanjut untuk silaturrokhim ke Besan yang baru pulang dari tanah suci.
   
      Pagi itu kami awali  pergi takziah, isak tangis dari putri Bu siti (almrh) mengawali ceritanya...sebenarnya Ibu tidak sakit, mungkin karna faktor usia.
Disuatu pagi seperti biasa Bu siti bangun dan pergi kekamar mandi
,walau usia nya suda 97 th, tetapi masih sehat dan bisa berjalan sendiri....Syukurlah....itulah Do'a yang selaku iya Panjatkan beliau agar supaya di akhir hidupnya tidak merepotkan anak cucunya.
Usai sholatsubuh putrinya yang bungsu berniat menengok ibunya sambil membawakan teh hangat ditanganya, dengan suara lirih putrinya memanggilnya....Ibu,,,, Ibu,,, ini teh hangatnya...beberapa kali dipanggil tak sekalipun Sang Ibu menjawab...
putrinyapun membangunkanya dengan  mengguncang pelan tubuh ibunya untuk memastikan keadaan ibunya...dengan rasa panik dilihatnyalah denyut nadi sang ibu...ternya Ibu Siti telah Tiada.... Subhanalloh....beliau seperti tidur panjang matanya tertutup rapat dan tanganyapun bersedekap dengan sendirinya.....seolah beliau sudah siap menghadap  Yang Maha Kuasa.....Innalillahi wa innailaihi rojiun....Allohumagh firlaha Warkhamha...Semoga Beliau khusnul khotimah......Aamiin Yaa Robbal'alamiin,,,,,,


#onedayonepost
#ODOP_6

6 komentar: